Realita Paradoksal

air mata sudah kering entah berapa tangis yang lalu.
saya sudah lelah... dan kelelahan mengikis emosi.

saya tak bisa...
berdiam dalam stagnasi
menua dalam kelembaman
menjadi titik pusat suatu transformasi:
di mana perubahan hanyalah ilusi.

saya terlena
dalam rutinitas dan kebiasaan
dan ketergantungan akan kamu
hingga takut untuk melangkah
karena takut jatuh dari ketinggian...

tolong, katakan
apa yang harus saya lakukan?
karena genggaman tangan terasa merapuh
tapi jika harus melihatmu menjauh,
saya rasa saya tak bisa.

ironisnya,
semakin keras saya menolak kepada stagnasi
perubahan-perubahan yang paling memungkinkan
semakin terasa menakutkan

Untukmu yang Akan Melangkah Pergi

Dinding ini akan kita kunjungi lagi pada beberapa waktu di masa depan.
Ia akan bangkitkan setiap senyum, setiap tangis, dan setiap tawa,
bangkitkan kerinduan.

Dinding ini berisi setiap kenangan tentangmu,
tentang aku,
dan setiap momen yang kita lewati.

Yang telah menjelma menjadi suatu mural indah tentang kehidupan,
tentang satu bagian kecil dari hidupmu,
hidupku..
Tentang empat warsa singkat yang telah berhasil membuatku
menyayangimu sebagai bagian dari diriku.

Sesuatu yang berat,
melepas genggaman yang begitu erat...
Namun kami harus melepasmu pergi, terbang tinggi

Meraih cita-citamu,
entah apapun itu...

Dan kami masih akan ada di sini,
memandangi dinding ini, berjalan di sisi-sisinya
yang setiap jengkalnya mengingatkanku
pada sudut tawamu, tangismu, dan segala kisah tentang dirimu.

Pada saatnya kami akan pergi,
dan dinding ini akan usang dimakan zaman.
Namun tak usah khawatir,
Semua kisah tentangmu, tentangku, tentang kita
Telah tertulis pada suatu masa
dan tersimpan dalam sudut memori kita.

Lalu kita ukir kenangan baru
pada setiap langkah kaki
Menjejak tanah tetap berpijak
meski prestasi terlukis di langit tertinggi.

Dan ketika lelah kita melangkah,
kita kunjungi lagi dinding ini, kau dan aku
dan kita akan tersenyum lagi,
tertawa lagi,
mengingat setiap jengkal kenangan.

Dan bersyukurlah selalu,
karena ini pernah terjadi...

***

Selamat jalan sahabat-sahabatku, terbanglah jauh tinggi seperti janjimu sore tadi. Pada saatnya, kita akan berjumpa lagi.

Dan terima kasih untuk setiap kenangan yang tak akan terlupakan.

Ingatlah selalu, karena aku menyayangi kamu.. :)

Sudah Waktunya

‎Daun pergi meninggalkan pohon, karena pohon tidak mempertahankannya atau karena angin yang bertiup kencang?



Jawabku: pohon tidak mempertahankannya karena sudah waktunya untuk daun pergi... :)


Daisypath Anniversary Years Ticker

Selamat Datang!

Ini adalah bagian kecil dari dunia saya, sepenggalan cerita. Setelah saya memutuskan bahwa Buon Giorno, Principessa! akan menjadi rumah bagi pikiran-pikiran yang tertuang dalam bahasa Inggris, saya merasa memerlukan ruang baru bagi celoteh-celoteh bahasa ibu yang kerap bising memenuhi benak ini. Maka, inilah dia. Cerita Principessa. Suatu ruang baru dalam kisah saya, yang suka dipanggil Principessa. Ruang pikiran, yang (semoga) lebih bersahaja karena bahasanya lebih kau kenal untuk kau resapi maknanya.

Maka selamat datang! Tak perlulah terburu-buru pulang..

Menyapa

Menyapa
Dalam ranah maya, sebut ia 'Principessa'. Di dunia nyata, ia hanya gadis kecil yg senang bercerita...

Yang disuka

Yang disuka
buku-buku

arsitektur

hot chocolate

sensasi kesendirian di kota asing

LOVE. don't we all? =)
Powered By Blogger

Para Pendatang