Sebenarnya Ini Nggak Penting Sih...

Jadi saya suka sebal sendiri kalau dibilang sok barat, sok bule, padahal saya ngga maksud pamer. Benar-benar ingin cerita, itu saja. Saya ngga suka pandangan mereka yang skeptis atau meledek, walaupun hanya bercanda. Misalnya suatu kali saya cerita tentang kemampuan masak saya yang rendah, sebatas sandwich, egg-salad, rosti, yang pasti kalah dibanding mereka yang bisa masak rendang, sambal goreng, atau tumis kangkung di usia saya. Atau di kesempatan lain saya bercerita tentang sistem transportasi di Amerika, semata-mata untuk perbandingan, dan toh hanya itu yang saya tahu karena itu satu-satunya benua yang pernah saya kunjungi selain Asia. Lalu saya dianggap pamer, dianggap sok barat lah, sok bule lah. Waktu itu sih saya ngga bawa cermin, tapi pasti wajah saya merah padam. Kesal. Tapi saya ngga ingin cari masalah, apalagi cari musuh. Ya biasanya saya diam saja. Tersenyum, seolah-olah memang sengaja pamer sambil balas bercanda. 

Tapi dalam hati tetap kesal.

Saya akui, beberapa pemikiran Barat dan pengalaman saya yang sedikit, tapi berarti itu sangat banyak mempengaruhi pola pikir saya. Apakah itu salah? Toh sejauh ini yang saya ambil atau saya contoh adalah hal-hal yang saya anggap baik. Dan kalau saya ingin bercerita, semata-mata karena itu berdasarkan pengalaman pribadi saya tanpa maksud pamer, apakah salah punya pengalaman?

Lucunya hal ini baru saya temui (lagi) baru-baru ini. Selama ini membicarakan hal yang sama dengan teman-teman kuliah atau teman SMA, saya tidak pernah merasa seperti ini ataupun menemukan tanggapan yang demikian. Mungkin memang benar, gegar budaya itu tak ada kata akhir selama kita senantiasa menemukan lingkungan baru dalam hidup. Mungkin saya tidak terbiasa bertemu orang yang demikian, pun mereka belum pernah bertemu orang yang se-tukang pamer saya (dalam anggapan mereka) sebelumnya.

Mungkin dari hal ini saya harus belajar untuk berhati-hati membuka mulut dan menjaga sikap. Saya perlu belajar untuk lebih rendah hati, langit itu berlapis-lapis: selalu ada yang lebih tinggi (begitu pula sebaliknya, selalu ada yang lebih rendah). Mungkin ini latihan saya untuk lebih rendah hati: bertemu dengan orang-orang yang menganggap pengalaman saya sebagai kekayaan yang senang saya pamer-pamerkan. Mungkin memang saya terlalu sering pamer, walau tak bermaksud begitu.

Yang jelas, saya hanya tak suka dihakimi. Atau mungkin saya terlalu sensitive. Mungkin saya sedang masa PMS. Ah, PMS. Enaknya jadi wanita, semua bisa kita salahkan pada PMS.


Daisypath Anniversary Years Ticker

Selamat Datang!

Ini adalah bagian kecil dari dunia saya, sepenggalan cerita. Setelah saya memutuskan bahwa Buon Giorno, Principessa! akan menjadi rumah bagi pikiran-pikiran yang tertuang dalam bahasa Inggris, saya merasa memerlukan ruang baru bagi celoteh-celoteh bahasa ibu yang kerap bising memenuhi benak ini. Maka, inilah dia. Cerita Principessa. Suatu ruang baru dalam kisah saya, yang suka dipanggil Principessa. Ruang pikiran, yang (semoga) lebih bersahaja karena bahasanya lebih kau kenal untuk kau resapi maknanya.

Maka selamat datang! Tak perlulah terburu-buru pulang..

Menyapa

Menyapa
Dalam ranah maya, sebut ia 'Principessa'. Di dunia nyata, ia hanya gadis kecil yg senang bercerita...

Yang disuka

Yang disuka
buku-buku

arsitektur

hot chocolate

sensasi kesendirian di kota asing

LOVE. don't we all? =)
Powered By Blogger

Para Pendatang