Menyahajakan Pagi


Selama ini kurasa pagi adalah sosok yang angkuh. Sayap emasnya merentang megah, redupkan kejora. Batang hidungnya menengadah angkuh, selagi manusia-manusia di penjuru dunia berkejaran untuk mendapatkan yang terbaik darinya.

Senja berbeda. Ia bersahaja. Dengan sengaja membungkukkan dirinya – mengalah untuk meredup – membuka jalan untuk mimpi-mimpi saling bertautan.

“Namun pagi yang hembuskan nyawa pada mimpi-mimpi, berikan mereka kaki-kaki untuk berlari,” tukasmu. Aku terhenyak mengetahui kau masih di sisiku. Kau, yang selalu menyahajakan pagi.


Berlari. Itulah segalanya tentangmu. Kau menolak stagnansi. Kau hanya, dan senantiasa, berlari pada kecupan pertama pagi. Tak pernah terlihat lagi hingga senja mengetuk dan kau kutemukan, namun tak pernah untuk kugenggam.

“Itu semua hanya ilusi!” sanggahku, “Kau kira berapa banyak orang patah hati karena pagi? Ia padamkan mimpi yang kutitipkan bersama canda bintang-bintang!”

Kau tergelak dalam renyah tawamu yang biasanya. “Hanya mereka yang terlalu takut menggenggam realita yang menolak untuk merengkuh pagi.”

Kata-katamu menohokku telak, dan aku terdiam. Kau adalah perpaduan absurd antara udara malam dan Absynthe yang ditenggak pukul dua dini hari. Pelukanmu terasa, sentuhanmu menyengat, namun kehadiranmu tak pernah bisa terdefinisi.

Tentang pagi, dan tentangmu, tak pernah sederhana. Ia kompleks, dalam belitan eskapologi rasa. Kau menyongsong pagi untuk berlari dari hari kemarin. Sementara aku bersusah payah berdiri pada batas, mempertahankan tautan tipis antara mimpi dan memori.

Pagi menggantungkan paras wajahmu di batas angan, sementara malam hadirkannya dalam realitas maya, walau temaram.

Tapi kau takkan pernah mengerti, betapa ku takkan pernah bisa menyahajakan pagi. Yang lenyapkan hangatmu dalam kibarannya di kisi-kisi jendela. Yang membuatku terbangun tanpa sempat kecupkan selamat jalan pada bayanganmu yang menghilang di luar pagar rumahku.

Daisypath Anniversary Years Ticker

Selamat Datang!

Ini adalah bagian kecil dari dunia saya, sepenggalan cerita. Setelah saya memutuskan bahwa Buon Giorno, Principessa! akan menjadi rumah bagi pikiran-pikiran yang tertuang dalam bahasa Inggris, saya merasa memerlukan ruang baru bagi celoteh-celoteh bahasa ibu yang kerap bising memenuhi benak ini. Maka, inilah dia. Cerita Principessa. Suatu ruang baru dalam kisah saya, yang suka dipanggil Principessa. Ruang pikiran, yang (semoga) lebih bersahaja karena bahasanya lebih kau kenal untuk kau resapi maknanya.

Maka selamat datang! Tak perlulah terburu-buru pulang..

Menyapa

Menyapa
Dalam ranah maya, sebut ia 'Principessa'. Di dunia nyata, ia hanya gadis kecil yg senang bercerita...

Yang disuka

Yang disuka
buku-buku

arsitektur

hot chocolate

sensasi kesendirian di kota asing

LOVE. don't we all? =)
Powered By Blogger

Para Pendatang